UKM Digital Harus Adopsi Akuntansi TIK

BANDUNG, (PR).- Pelaku usaha kecil menengah (UKM) digital harus mengimbangi usahanya dengan menggunakan aplikasi akuntansi berbasis teknologi informasi komunikasi (TIK). Hal itu untuk menyiasati pencatatan transaksi yang berjumlah banyak.



Demikian diungkapkan Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision, Dimitri Mahayana, di Bandung, Senin 11 September 2017. Hasil Survey TI UKM 2017 Sharing Vision pada pertengahan tahun ini menunjukkan, baru sebagian kecil UKM yang mengadopsi sistem akuntansi berbasis TIK.



"UKM sendiri sebenarnya menyadari pentingnya akutansi berbasis TIK. Mreka mengalami kesulitan saat harus menggunakan pencatatan manual untuk transaksi berjumlah banyak," ujarnya.



Keluhan tersebut, menurut dia, disampaikan oleh 32 persen responden survey Sharing Vision. Berdasarkan hasil survey tersebut 74 persen responden menyatakan berminat menggunakan aplikasi akuntansi berbasis untuk mempermudah pencatatan transaksi.



Namun, mereka mengaku masih terkendala anggaran. Pasalnya, sebagian besar responden (sebanyak 56 persen) hanya menetapkan anggaran TIK sebesar 1 persen-2 persen dari total pendapatan. Sebanyak 36 persen UKM responden juga tidak memiliki staf khusus TIK.



"Sekitar 47 persen UKM mengeluarkan biaya TIK kurang dari Rp 300 ribu per bulan. Akan tetapi, itu hanya untuk koneksi data," tuturnya.



Hasil riset dari Ismail, N. A., King di Malaysia menyebutkan, UKM yang menggunakan akuntansi berbasis TIK nyata memiliki performa yang secara signifikan berada di atas UKM yang tidak begitu menggunakan TIK. Apalagi, jika dibandingkan dengan UKM yang tidak menggunakannya.



"Di Ghana, software akuntansi membantu dalam menghemat pengeluaran. Sebanyak 85,2 persen responden menyatakan hal itu," kata Dimitri.



Sebanyak 87 persen responden Ghana menyebutkan, aplikasi akuntansi berbasis TIK membantu kerja pegawai. Selain itu juga memberikan kemudahan menyimpan data (85,2 persen), dan membantu mempercepat proses pengolahan informasi untuk keputusan manajemen (90,7 persen).



Sudah banyak

Sementara itu, dalam Seminar STIE Indonesia Malang "Sistem Akuntansi Berbasis Komputer untuk UKM" di Malang, pekan lalu, Dimitri mengatakan, sebetulnya saat ini sudah banyak peranti lunak gratis buatan lokal. Piranti lunak tersebut tersedia di Google Play.



"Ada yang untuk pencatatan akuntansi sederhana, namun ada juga sistem akuntansi komplit yang mereka tawarkan," katanya.



Kalaupun harus berlangganan, menurut dia, tarifnya relatif terjangkau dengan bujet UKM karena yang termahal kisaran Rp 600 ribu per bulan. Banyak juga memiliki harga antara Rp 100 ribu-Rp 200 ribu, bahkan ada yang bea langganan hanya Rp 60 ribu.



“Karenanya, perlu dibangun kesadaran bahwa akuntansi itu keharusan. Terutama pemilik UKM, mereka harus digugah motivasi penggunaan, penyuntik modal tambahan ke UKM memberi tekanan, serta mulai menghadirkan staf akuntansi terkualifikasi," tuturnya.



Menurut dia, aplikasi akuntansi sendiri terbagi lima jenis. Kelima jenis tersebut adalah Cloud Accounting yang fitur lengkap dan sesuai SAK/Standar Akuntansi Keuangan, Mobile Accounting (menu simpel), Otomatisasi (kurangi beban entri transaksi), Outsource (Subkon aktivitas akuntasi), dan Collaborative Accounting (perpaduan outsource dan cloud accounting).



Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2017/09/11/ukm-digital-harus-adopsi-akuntansi-tik-409208

0 Komentar